Kamis, Februari 19, 2009



Ancaman Menjauh

Karyawan pabrik Toyota bisa bernafas lega karena ancaman PHK semakin menjauh. Toyota Motor Corp. melakukan sejumlah langkah penghematan agar terhindar dari opsi pengurangan karyawan.

Seperti pekerja sektor otomotif dimanapun, ancaman PHK menggelayut di pabrik San Antonio, Texas. Pabrik ini beroperasi awal 2007 dengan produksi full-size pickup Tundra. Awal 2008, harga minyak bumi mulai melesat naik, mendorong konsumen menjauhi mobil-mobil boros bahan bakar termasuk full-size pickup. Tundra terimbas dan produksinya turun. Penjualan di Amerika Utara selama 2008 turun jadi 137.000 unit dari 196.000 unit tahun 2007. Kapasitas produksi San Antonio 200.000 unit dengan 1.900 karyawan.

Dalam kondisi sulit itu, Toyota mempertahankan tradisinya untuk tidak memecat satupun pekerjanya. Daripada PHK, Toyota pilih mengurangi jam kerja. Tahun lalu, San Antonio sempat berhenti produksi tiga bulan. Pekerjanya tetap mendapat gaji penuh. Untuk mengisi waktu kosong, mereka mendapat aneka pelatihan.

Salah seorang karyawan San Antonio, Lori Williams mengatakan pada Reuters, Rabu (18/2), “Kami sangat positif. Setiap orang disini sangat gembira karena tidak terkena pemutusan hubungan kerja.” Dia tetap bersemangat.

Pekan lalu Toyota mengumumkan rangkaian tindakan guna menghadapi kondisi paling buruk dalam sejarah otomotif dunia. Yang dilakukan termasuk memotong bonus karyawan kantor, mengurangi gaji eksekutif hingga 30% dan memotong gaji pekerja pabrik tertentu hingga 10% lewat pengurangan jam kerja.

“Kami berharap rangkaian tindakan ini bisa membantu kami menyesuaikan diri sekaligus melindungi pekerja (dari PHK),” kata Jim Wiseman vice president of external affairs, Toyota Motor Engineering & Manufacturing North America (TEMA).

Guna menghilangkan kesan boros bahan bakar, pekan lalu Toyota meluncurkan 2010 Tundra, dengan mesin V8 lebih kecil, lebih efisien.

Lebih dari 140.000 pekerja di pabrik-pabrik mobil The Big Three di-PHK sejak 2005.

Sumber: Toyota Astra Motor