Sabtu, Juni 14, 2008



Toyota Hadirkan Mobil Lebih Irit dari Hybrid
TOKYO-Toyota Motor Corp. akan meluncurkan kendaraan plug-in hybrid dengan menggunakan battery lithium-ion (Li-ion) generasi terbaru di Jepang, USA dan Eropa, tahun 2010. Demikian dilaporkan The Associated Press, Rabu (11/6).
Kendaraan ramah lingkungan itu beroperasi dengan mesin bensin-motor listrik, dimana energi listriknya bisa di ambil dari jaringan listrik rumah tangga. Menurut Toyota, Rabu (11/6), plug-in hybrid bergerak lebih jauh hanya dengan motor listrik dibandingkan hybrid biasa, juga lebih bersih. Dengan demikian kebutuhan bensinnya juga lebih sedikit dibandingkan hybrid biasa.
Li-ion sekarang lebih banyak dipakai untuk battery laptop. Dengan dimensi lebih kecil, battery ini menyimpan tenaga lebih banyak dibandingkan battery nickel-metal hydride yang dipakai kendaraan hybrid saat ini.
Perusahaan joint venture Toyota dan Matsushita Electric Industrial Co. (produsen Panasonic), akan produksi Li-ion tahun 2009 dan secara gradual mencapai tahap produksi skala penuh tahun 2010. Daru dua pabrik baru itu akan diproduksi 1 juta battery Li-ion pertahun.
Kerjasama Toyota dengan Matsushita untuk memproduksi battery hybrid bukan yang pertama. Reuters menyebutkan, battery nickel metal hydride yang dipakai Prius dan mobil hybrid Toyota lainnya, juga hasil kerjasama kedua perusahaan itu.
Toyota juga mengumumkan rencananya mendirikan departemen riset battery bulan depan untuk mengembangkan battery baru yang lebih baik dari Li-Ion
Mesin-mesin Baru untuk Energi Alternatif
“Jika tidak memfokuskan pada langkah-langkah menjawab tantangan pemanasan global dan masalah-masalah energi, maka tidak ada masa depan bagi industri otomotif kami,” kata Katsuaki Watanbe, Toyota President di Tokyo. Menurutnya, mengembangkan teknologi-teknologi terobosan sangat penting agar Toyota bisa tumbuh sekaligus menghidari dampak buruk terhadap lingkungan.
Menurut Watanabe, efisiensi bahan bakar kendaraan produksi Toyota meningkat 28% dibandingkan satu dekade silam, sejak Prius diluncurkan 1997. Peningkatan itu sebagian besar karena efisiesi kendaraan hybrid.
“Kami ingin mempopulerkan kendaraan hybrid lebih jauh dengan meluncurkan versi hybrid dari setiap model Toyota pada 2020 – 2029. Kami akan memperluas produksi hybrid di luar Jepang. Seperti yang baru saja kami umumkan, untuk mulai memproduksi hybrid di Thailand dan Australia, menambah basis manufaktur yang sudah ada di Jepang, USA dan China,” paparnya seperti dilaporkan Forbes.com.
“Dalam pandangan kami, produksi minyak bumi segera mencapai puncaknya dalam waktu dekat ini. Kami perlu mengembangkan mesin-mesin baru untuk sumber-sumber energi alternatif,” kata Toyota Motor Vice President, Masatami Takimoto.
“Orang-orang sering bertanya pada kami, seperti apa mobil masa depan, apakah hybrid, diesel atau mobil listrik. Jawaban kami adalah tidak akan ada satu teknologi saja, karena situasi energi di tiap negara berbeda-beda. Kami mengembangkan mesin-mesin baru untuk berbagai tipe sumber energi dan membawa produk yang cocok untuk tiap pasar,” paparnya.
Untuk bio-energy, Toyota meneliti cellulosic ethanol, bahan bakar yang diperoleh dari rumput, serpihan kayu, cabang dan ranting pohon. Juga proses mengubah biomass menjadi cairan. Toyota memilih alternatif ini untuk agar tidak berebut bahan baku dengan komoditas pangan. Saat ini jagung dan kedelai dijadikan salah satu bahan baku biofuel di USA yang menyebabkan harganya melambung karena tingginya permintaan tidak diimbangi meningkatnya pasokan.

Rabu, Juni 11, 2008

SOLUSI ANDA

Selamat Datang, Semoga Blog ini menjadi sangat bermanfaat untuk semua pengunjung.