Sabtu, April 24, 2010

Menyelami Purwakarta Dari Kabin Rush – Media Indonesia

Release Date : Kamis, 15 April 2010
Media : Media Indonesia, at page 22, size 800 mmk
Journalist : (Pun/S-4)

PURWAKARTA memang tidak jauh dari Jakarta. Jarak keduanya kurang lebih hanya 80 kilometer, waktu tempuhnya pun cuma sekitar satu jam jika melalui jalan tol.

Tapi, harus diakui, pamor Purwakarta kalah jauh dari daerah-daerah pinggir Jakarta lainnya.

Kebanyakan orang Jakarta masih sebatas mengenal Purwakarta dari Waduk Jatiluhur atau Danau Cirata saja. Tidak banyak yang tahu, bila diselami lebih dalam lagi, kabupaten ini sebetulnya juga memiliki beberapa kawasan yang cukup indah untuk menyegarkan mata dan otak dari kesuntukan kota.

Perbukitan beserta lembah-lembahnya yang hijau ditambah dengan area persawahan yang luas merupakan perpaduan cantik yang membentuk gambaran pemandangan alam nan eksotis.

Lebih spesial lagi, dengan kontur alam seperti itu, Purwakarta jadi punya banyak spot menarik sebagai lokasi untuk menguji performa kendaraan (test drive), terutama untuk mobil-mobil jenis petualang semacam sport utility vehicle (SUV).

Atas ajakan teman yang memang tinggal di Purwakarta, pertengahan Maret lalu, Media Indonesia akhirnya berkesempatan juga menjajal medan itu.

Kebetulan saat itu PT Toyota Astra Motor tengah meminjamkan New Toyota Rush 1.5 S --yang mereka luncurkan sekitar setengah tahun lalu—- untuk diuji coba.

Maka, klop betul, agenda kami hari itu ialah menikmati indahnya alam Purwakarta sekaligus mengetes ketangguhan mobil low SUV andalan Toyota ini.

Rush yang kami pakai merupakan facelift dari versi sebelumnya. Selain tampil lebih gagah dengan bumper depan dan belakang, ornamen grill depan, serta cover lampu kabut yang semuanya baru, mobil ini juga tampil lebih segar dengan warna biru metalik yang khas.

Setelah melewati perjalanan yang cukup membosankan selama kurang lebih 45 menit di jalan tol Jakarta-Cikampek dan Cipularang, kami keluar di pintu tol Sadang.

Kawan dari Purwakarta menawari kami langsung menuju Desa Cirangkong, Kecamatan Cibatu, Purwakarta, untuk menikmati makan siang di waning makan Bekakak milik Mak Encin.

Tempat makan di pinggir sawah itu sangat sederhana, tapi masakannya luar biasa. Menu ayam goreng kampung dengan sambal mentah plus air kelapa muda yang dihidangkan betul-betul memuaskan selera ndeso kami.

Menurut kabar, Bupati Purwakarta pun ketagihan dengan masakan warung ini. Ia sering mengajak anak buahnya makan di situ pada akhir pekan.

Saat menempuh perjalanan dari Sadang menuju tempat makan di Cirangkong itu, kami sudah mulai disuguhi pemandangan dan medan jalan yang cukup mengasyikkan. Jalanan kecil berkelok yang kadang ditimpali dengan tanjakan serta turunan curam seolah mengajak kami untuk merasakan sensasi petualangan sejati.

Tak salah rasanya kami mengajak Rush untuk menemani perjalanan kami. Meski hanya masuk kategori low SUV, mobil ini lumayan tangguh. Bahkan jalan rusak yang kadang harus kami lewati pun tidak begitu menjadi masalah bagi Rush yang memiliki ground clearance cukup tinggi ini.

Usai makan, kami meneruskan perjalanan lagi ke Desa Cibukamanah, Kecamatan Cibatu, dan lanjut ke Desa Cirende, Kecamatan Campaka, yang juga menawarkan suasana perbukitan dan lembah yang tak kalah menawan.

Di sepanjang perjalanan, beberapa kali kami menyempatkan berhenti sekadar untuk menikmati keelokan hutan yang memenuhi bukit dan lembah di sekeliling jalan. Di wilayah yang sebagian lahannya masih dikuasai Perum Perhutani itu kini tengah coba dikembangkan tanaman sengon.

Namun, menikmati keindahan pun ada batasnya. Tak terasa waktu berjalan cepat. Langit sore yang beranjak gelap mengingatkan kami untuk segera mengakhiri petualangan ini dan segera kembali ke Jakarta.

Di benak kami kini, Purwakarta bukan lagi cuma Jatiluhur, melainkan juga ada Cirangkong, Cirende, Cibukamanah, dan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar