Jumat, Januari 02, 2009



AUTOCAR ROAD TEST: Kijang Innova, Varian terendah Innova menawarkan kenyamanan yang baik.

Release Date : Selasa, 23 Desember 2008
Media : AutoCar, at page 58-63, size 6600 mmk
Author/Journalist : Tim Redaksi Autocar

Tampaknya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli Toyota Kijang Innova bermesin diesel. Setelah sempat ditunda produksi dan penjualannya oleh PT Toyota-Astra Motor (TAM) sejak Februari 2007, karena menunggu perbaikan kualitas bahan bakar solar di Indonesia, sejak Agustus 2007 PT TAM kembali memperkenalkan Innova bermesin diesel. Sebelumnya, kualitas solar sempat menjadi persoalan rumit bagi Toyota karena mengakibatkan kinerja mesin diesel Innova tak optimal dan timbul keluhan dari pemakainya.

Di kelas mobil keluarga bermesin diesel, saat ini Innova memang hanya dihadapkan pada Isuzu Panther sebagai kompetitor kuatnya. Reputasi Panther sebagai pelopor kendaraan keluarga bermesin diesel mulai terganggu sejak kemunculan Kijang generasi keempat yang juga menawaikan mesin diesel. Kini, Kijang Innova bahkan melangkah lebih jauh dengan tawaran desain yang lebih baik dibandingkan Panther. Dan usai Innova dipercantik wajahnya oleh PT TAM di medio Agustus 2008, artinya sudah satu tahun mesin diesel yang diusung Innova membuktikan kiprahnya di Indonesia.

Tak hanya soal dapur pacu, Toyota juga meningkatkan tawaran kenyamanan bagi varian Innova yang hadir di Indonesia. Bahkan, varian terendah dari Innova (E) kini telah menyediakan penyejuk kabin double blower sebagai kelengkapan standarnya. Tak dipungkiri kelengkapan inilah yang memang sejak dulu menjadi salah satu permintaan kelengkapan favorit para konsumen mobil keluarga.

DESAIN & REKAYASA
Kijang generasi kelima ini punya sentuhan desain global Toyota yang tampil modern. Kijang Innova juga bisa ditemui di negara lain di ASEAN, Timur Tengah, hingga Amerika Latin. Pertengahan tahun 2008, PT TAM melansir Kijang Innova dengan sentuhan baru.

Secara sekilas, kita akan menemui kemiripan desain pada wajah baru Innova dengan sang adik, Avanza. Bentuk bumper depan berubah total dengan desain air dam yang lebih lebar dan memberikan kesan lebih dekat ke tanah. Grille lama juga diganti dengan model baru, berdesain V-shape, sehingga wajahnya terlihat lebih mewah dan modern.

Bagian belakang memiliki lekuk tubuh serupa dengan sebelumnya, namun lampu belakang kini memakai multi reflektor model baru dengan dua warna merah dan putih. Bumper belakang pun berubah, kini terdapat reflektor mata kucing yang serupa dengan milik saudara-saudaranya di Toyota. Selain itu, semua tipe Innova kini mengalami perubahan model velg, tentunya selain varian E yang kami coba karena hanya menggunakan plastik penutup velg standar.

Sejatinya, Innova memang disiapkan sebagai kendaraan keluarga yang tangguh dan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Karenanya, kami tak meragukan bahwa platform chassis ladder frame yang berbagi dengan Hi-Lux dan Fortuner cukup tangguh untuk menghadapi kondisi jalan dan medan bergelombang yang tersebar di Indonesia. Selain itu, kombinasi suspensi double wishbone di depan dan suspensi four-link dengan lateral rod di belakang menjanjikan kestabilan dan kenyamanan berkendara.

Mesin yang diusung serupa dengan Innova sebelumnya, yakni diesel 2KD-FTV, berkapasitas 2.494 cc, DOHC, berteknologi D-4D (Direct 4-Stroke Diesel Turbo Commonrail). Depot tenaga ini lebih ramah lingkungan karena menekan emisi gas buang tanpa mengu-rangi optimalisasi hasil pembakaran dan efisiensi termal. Tenaga puncaknya 102 hp pada 3.600 rpm. Yang unik, ada perbedaan antara torsi yang dihasilkan Innova bermesin diesel dengan transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed.

Pada Innova diesel bertransmisi otomatis, torsi maksimal mencapai 260 Nm pada 1.600-2.400 rpm, sementara pada Innova bertransmisi manual, torsi puncaknya 200 Nm pada rentang putaran mesin yang lebih lebar, 1.400-3.200 rpm. Menurut pihak Toyota, hal ini terjadi karena gear ratio transmisi otomatis lebih rapat, sehingga torsi mesin perlu ditingkatkan agar performanya tetap optimal. Perubahan dilakukan pada ECU dengan mengatur volume dan waktu penyemprotan bahan bakar.

INTERIOR
Di bagian interiornya, Innova kini hadir dengan warna baru yang lebih lembut ketimbang model sebelumnya. Kesan lega dan resik didapatkan dari warna terang pelapis interiornya. Paduan warna dwi kelir (two tone) pada dashboard tak menjemukan. Warna lebih gelap di bagian atas dashboard juga menghindarkan silau. Tombol kontrol putar penyejuk ruangan tampil sederhana, namun ergonomis. Jika Anda memilih Innova V, Anda akan mendapatkan tombol-tombol pengatur udara digital, plus Multi Information Display di bagian tengah dashboard

Posisi jok pengemudi dan penumpang depan memberikan ruang gerak yang sangat baik. Jok penumpang depan bisa digeser jauh ke belakang, tanpa terlalu banyak mengganggu duduk penumpang baris kedua. Lebar interior juga memberi keleluasaan ruang bahu untuk tiga penumpang dewasa yang duduk di satu baris bangku. Pada varian E, pengaturan posisi berkendara hanya bergantung pada penyetelan sudut ketinggian lingkar kemudi, namun posisi duduk sudah cukup tinggi. Pada varian G dan V, Toyota telah melengkapi Innova dengan pengatur ketinggian bangku.

Hal istimewa yang mendongkrak kenyamanan kabin Innova E adalah adanya kisi penyejuk udara di atas bangku baris kedua dan ketiga (double blower) sebagai kelengkapan standar. Di bangku baris ketiga juga telah disematkan sabuk keselamatan yang tidak dimiliki oleh rival sekelasnya. Namun, satu hal yang tampak kuno pada Innova E adalah sistem audio-nya yang masih menyuguhkan pemutar kaset plus radio dengan empat speaker saja.

PERFORMA
Tentunya, ada perbedaan yang cukup signifikan antara Innova bermesin bensin dan bermesin diesel. Saat Anda merasakannya pertama kali, akan terasa putaran bawah Innova diesel tak memberikan responsivitas setajam Innova bensin. Saat berakselerasi 0-100 kpj, Innova diesel mencatatkan waktu 20,7 detik, sementara saat kami menguji Innova bermesin bensin yang sama-sama menggunakan transmisi manual 5-speed, tercatat akselerasi 0-100 kpj dalam 15,5 detik.

Meski begitu, berkat limpahan torsinya, mobil ini memberikan kekuatan yang istimewa pada performa yang ditunjukkannya. Saat berkendara di gear tiga, suguhan puncak torsinya yang tersedia mulai 1.400 rpm hingga 3-200 rpm menjadikan Anda tak perlu repot memin-dahkan tuas transmisi saat melumat tanjakan. Melakukan overtaking di kecepatan menengah juga cukup responsif, saat berakselerasi 60-80 kpj, tercatat waktu 4,4 detik dan berakselerasi 80-100 kpj dalam 7,8 detik.

Di putaran atas, mesin diesel Innova memberikan respon yang kembali melambat. Tercatat, di atas kecepatan 110 kpj, jarum speedometer sudah malas untuk beranjak. Bahkan, kecepatan puncak 131 kpj di gear empat hanya bertambah 9 kpj (menjadi 140 kpj) saat gear dipindahkan ke gear lima dan putaran mesin sudah tak lagi naik pada angka 4.000 rpm.

Meski raungan suara mesin
diesel Innova terdengar halus di dalam kabin, namun saat kami mencoba puncak tenaganya dan menyentuh kecepatan puncak di jalan bebas hambatan, raungan mesinnya cukup keras. Pada kecepatan 120 kpj, tercatat angka putaran mesin telah mencapai 3.500 rpm, meskipun transmisi telah berada di gear lima.

Satu hal yang juga tidak didapatkan pada Innova E adalah sistem pengereman dengan dukungan anti-lock braking system (ABS). Toyota hanya menyediakan ABS pada Innova tipe V. Saat kami mencoba rem Innova tipe V, mobil ini dapat dihentikan dalam 2,7 detik sesaat setelah rem diinjak seketika di kecepatan 80 kpj. Performa pengereman yang baik itu antara lain didukung sistem LSPV (Load Sensing Proportioning Valve) yang di-klaim cukup membantu kinerja pengereman saat beban angkut maksimum.

PENGENDARAAN DAN PENGENDALIAN
Keterbatasan pengaturan posisi duduk pengemudi tak menjadi persoalan berarti karena posisi duduk yang cukup tinggi. Ground clearance hingga 200 mm juga mendukung pengemudi untuk lebih mudah memantau jalan dan kondisi sekitarnya. Belum lagi kaca besar dan landai milik Innova membuat pandangan terasa lebih luas.

Kontrol lingkar kemudi terbilang cukup ringan dan tak menimbulkan keraguan saat melakukan manuver, baik di lokasi parkir maupun saat bergerak agresif di kemacetan. Tuas transmisi yang panjang juga memudahkan perpindahan gear. Sayangnya, pedal kopling sedikit berat dan dalam, sehingga cukup menguras kerja otot kaki kiri.

Suspensi Innova terbilang memuaskan untuk MPV ber-platform body on chassis. Saat melaju di kecepatan 120 kpj di jalur bebas hambatan yang bergelombang, penumpang di semua baris bangku tetap bisa merasa nyaman. Gejala limbung minim saat melakukan perpindahan jalur di kecepatan tinggi. Namun, tingginya ground clearance dan penggunaan ukuran velg dan ban yang kecil pada Innova tipe E, tak terlalu meyakinkan saat menikung cepat dan tajam.

MEMBELI DAN MEMILIKI
Innova mendominasi pasar di kelasnya hingga akhir 2008 dan tampaknya hal itu akan berlanjut di tahun mendatang. Meski begitu, varian Innova diesel masih mencari celah di tengah masyarakat yang memiliki pandangan bahwa mobil bermesin diesel lebih mahal dan sulit dalam perawatannya. Padahal, berkat proses kerja yang lebih sederhana dibandingkan mesin bensin, perawatan diesel relatif lebih mudah. Selain itu, diesel lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar. Lantaran keunggu-lan itu, Innova E diesel memiliki banderol harga lebih mahal Rp 5,55 juta dibandingkan Innova E bensin (Rp 180,5 juta).

Penggunaan teknologi D-4D menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keenonomisan Innova E, sekaligus menekan kadar emisi. Dalam pengujian yang kami lakukan, tercatat konsumsi bahan bakar Innova E diesel mencapai 15,3 kpl dalam kondisi lalu-lintas perkotaan yang padat. Saat kami bawa ke luar kota, konsumsi bahan bakarnya mencapai 11,04 kpl. Sedangkan konsumsi bahan bakar kombinasi mencapai 13,3 kpl. Mobil ini pun lebih ekonomis dibandingkan Innova bensin yang kami uji dan mencatatkan konsumsi bahan bakar kombinasi 7,92 kpl.

Dengan rival terdekat Isuzu Panther, tampaknya Innova masih tak perlu terlalu khawatir. Dengan dukungan jaringan after sales yang lebih luas, Innova diesel tampaknya boleh berharap banyak untuk menjadi pilihan banyak keluarga Indonesia.

SEJARAH
Kijang pertama kali hadir di Indonesia pada 1977 dengan konsep Basic Utility Vehicle dan ditujukan sebagai kendaraan niaga yang kemudian berevolusi menjadi kendaraan penumpang. Kesuksesan Kijang ditunjukkan dengan angka penjualan lebih dari 100.000 unit selama dua generasi hingga tahun 1985. Dengan banderol harga terjangkau, jaringan purna jual yang baik, dan perawatan yang mudah, Kijang dikenal sebagai kendaraan pilihan keluarga.

Proyek Innovative Multipurpose Vehicle Toyota di awal dekade 2000-an, melahirkan Kijanggenerasi kelima yangdisebut Innova. Innova menjadi kendaraan global yang diminati di negara-negara Asia hingga Amerika Selatan. Selain Indonesia, India juga merakit Innova untuk pasar lokalnya.

PENILAIAN AUTOCAR
Kenyamanan masih menjadi nilai keunggulan Innova. Apalagi mesin dieselnya menawarkan efisiensi lebih baik.

Nama besar Toyota Kijang dipastikan menjadi salah satu faktor utama bagi mobil ini untuk dipilih sebagai mobil keluarga. Peningkatan kualitas Kijang dari generasi ke generasi juga ditunjukkan dengan diterimanya mobil ini di pasar global. Toyota Kijang Innova yang kami coba bisa jadi merupakan varian terendah, namun kini pengendaraannya semakin baik. Pilihan mesin diesel pun menjadikan konsumen bisa mendapatkan efisiensi yang banyak dicari di masa seperti sekarang. Selain itu, layanan purna jual dari Toyota selalu menjadi pertimbangan nomor satu bagi calon konsumennya hingga saat ini.

CATATAN PENGUJI
M HASAN
Posisi mengemudi memuaskan. Gerak tuas transmisi halus. Steering akuratdi kelasnya. Suspensi nyaman.

BUDITYAS B. BASUKI
Keleluasaan kabin dan efisiensi bahan bakarnyalah yang akan dicari banyak orang.

KUSNADI CHAHYONO
Performa mesin D-4D memuaskan di dalam kota. Usaha keras ditunjukkan pada warna interior baru.

JOBS FOR THE FACELIFT
- Mesin diesel yang lebih bertenaga.
- Head unit audio yang lebih modern.
- Wiper di kaca belakang sebagai kelengkapan standar.