Senin, Mei 31, 2010

TAM Gantikan Pabrik Toyota Bangkok Jawa Pos

Release Date : Senin, 17 Mei 2010
Media : Jawa Pos, at page 7, size 1100 mmk
Journalist : (gen/c2/kim)
Source : Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan, Direktur Marketing TAM Joko Trisanyoto,

Menjadi Pusat Produksi Fortuner

JAKARTA - Program efesiensi besar-besaran Toyota Motor Corp membawa berkah bagi industri otomotif Indonesia. Salah satu manfaat itu adalah menggelembungnya kapasitas produksi PT Toyota Astra Motor (TAM), agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota di Indonesia, seiring dengan ditutupnya salah satu pabrik Toyota di Thailand mulai akhir Mei nanti. Tambahan produksi ke TAM itu, selain untuk kebutuhan dalam negeri, untuk memasok pasar ekspor.

Presiden Direktur TAM Johnny Darmawan mengatakan, terkait dengan penutupan pabrik Fortuner di Thailand, produksi Fortuner di Indonesia yang sejauh ini berproduksi untuk kebutuhan pasar dalam negeri akan ditingkatkan. "Sangat mungkin nanti hasil produksi juga untuk ekspor ke Timur Tengah dan sebagainya," ujarnya kepada Jawa Pos tadi malam (16/5).

Selain Fortuner, basis produksi yang akan dialihkan Toyota dari Thailand ke Indonesia adalah pikap Hilux Vigo. "Hilux juga nanti ada (produksi di Indonesia, Red), tapi yang pasti tambah produksi Fortuner dulu," ujar Johnny.

Dia menambahkan, ada dua penanganan pasca ditutupnya pabrik tersebut. Pertama, produksi dipindah ke salah satu pabrik yang ada di Thailand. Kedua, produksi Fortuner di Indonesia ditingkatkan. "Pabrik itu ditutup karena tidak efisien," terusnya.

Direktur Marketing TAM Joko Trisanyoto menambahkan, meski pikap Hilux masih 100 persen impor dari Thailand, hal itu tidak berpengaruh terhadap permintaan pasar di dalam negeri. "Lagi pula, pasarnya di sini masih kecil. Sebulan sekitar 500 unit. Sementara Thailand produksi puluhan ribu per bulan. Jadi, tidak berdampak apa-apa," terangnya.

Menurut Joko, pasar Fortuner di Indonesia saat ini mulai tumbuh. Terhitung sejak awal 2010, penjualan kendaraan jenis SUV itu mencapai 800 unit sampai seribu unit per bulan. Tahun lalu penjualan hanya rata-rata 600 unit per bulan.

Joko menegaskan, penutupan pabrik Fortuner di Thailand tidak berpengaruh terhadap kebutuhan dalam negeri. "Lagi pula, saya pikir Toyota Motor Corp tidak ingin rugi ya. Mereka pasti sudah memperhitungkan agar suplai ke negara tujuan tetap terjaga. Kebetulan Indonesia sudah merakit Fortuner sendiri," jelasnya.

Sebelumnya, Toyota Motor Corp mengumumkan akan menghentikan produksi di salah satu dari empat pabrik mobilnya di Thailand. Juru bicara Toyota Motor Corp Takanori Yokoi mengatakan, keputusan menghentikan produksi di pabrik Toyota di pinggiran Bangkok, ibu kota Thailand, itu ditetapkan pada November tahun lalu. Karena itu, hal ini tidak ada hubungannya dengan krisis politik di Thailand.

"Ini merupakan bagian dari upaya restrukturisasi Toyota untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas," ujarnya.

Pabrik mobil di Bangkok itu memproduksi mobil sport Fortuner dan truk pikap Hilux Vigo. "Toyota akan memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap pabrik ini setelah berhenti produksi," terus Takanori. Pabrik mobil di Bangkok memiliki kapasitas produksi tahunan 50.000 kendaraan didukung sekitar 960 pekerja yang akan dialihkan ke tiga pabrik lain di Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar